![]()
Minggu-minggu ini adalah hari dimana banyak
anak SMA yang bersuka ria karena lulus,
disisi lain banyak yang menagis sedih karena tidak lulus,
dan ada yang marah, ngamuk dan membuat kerusakan.
Seklias lulus itu menyenangkan padahal sebenarnya mereka akan:
1. Meninggalkan masa masa Sekolah SMA, 2. Meninggalkan masa senang-senang yang tidak bisa terulang lagi, 3. Meninggalkan teman-teman bermain, teman Genk, 4. Meninggalkan seragam, meninggalkan OSIS (dulu sekarang namanya apa yah), 5. Meninggalkan extrakurikuler, 6. Meninggalkan Pramuka, 7. Meninggalkan bangku SMA, kenangan, 8. Dan banyak hal yang indah, asik, gaul, ……
Masa SMA itu adalah masa paling memorable. Semua yang seru-seru ada di bangku SMA.
Sedih berpisah dengan teman-teman.Masa SMA-nya adalah kenangan berharga. Karena itu, begitu menghadapi malam perpisahan, kita merasa gundah.
Rasanya sedih gitu ngebayangin bakal pisah sama temen-temen.
Selama tiga tahun ini, kami kompak banget.
Banyak kejadian seru yang dialami bersama teman-temannya.
Ketangkap basah sedang merokok di sekolah. Ada guru yang melihat. Jadi deh kami digiring ke kantor Kepsek dan dihukum. Setelah SMA banyak yang malas menghadapi situasi baru. Harus cari teman baru, beradaptasi dengan tempat baru.
Nggak enah, ah. Padahal, di SMA udah dapat teman klop.
Hmm… masa-masa SMA memang mengasyikkan. Nggak heran banyak kenangan di sana.
Pokoknya banyak deh, Rugi kalau ditinggalkan, tapi terpaksa harus ditinggalkan…..
Tantangan baru setelah SMA:
1. Kuliah,
2. Pengacara (Pengangguran banyak acara) 3. Bekerja,
4. Jadi Artis,
5. Menikah.
Kuliah: Prioritas kalau biaya ada, syukur kalau bisa diterima di Negeri,
kalau gak swasta juga ok loh, kalau gak ketrima bisa ikut Kursus, D1, D3, yah yang penting sekolah deh.
Nganggur: Enak sih sebenarnya bisa menikmati hidup lebih bebas,
hanya saja kalau terlalu lama bisa banyak yang “ngrasani”, tapi gak usah kawatir jawab aja
“Saya ini Pengacara” alias pengangguran banyak acara,
yaitu dengan buat acara ini-buat acara itu yang penting seperti orang sibuk,
Bekerja: Tidak enak karena harus mulai melakukan yang kadang tidak disukai,
enak karena masa dimana kita bisa dapat uang sendiri yang selama ini minta sama ortu terus.
Agar bisa enak maka kejalah pada tempat yang kita suka, senang, dan bangga.
Jadi artis, model, Olahragawan, Pemusik, Vokalis, ustad, pengamen, pokoknya orang terkenal deh,
tapi ingat harus ada modal bakat, talenta, termasuk modal nekat, PD aja yah….
buat kalian yang masih SMA, jangan pernah sia-siakan masa SMA kalian...
karena masa SMA adalah masa yang paling indah....
OK......
|
Senin, 26 September 2011
Nikmatilah masa-masa SMA
8 kode etik para pendekar samurai jepang
1. Gi (義 – Integritas)
Menjaga Kejujuran.

"Seorang ksatria harus paham betul tentang yang benar dan yang salah, dan berusaha keras melakukan yang benar dan menghindari yang salah. Dengan cara itulah bushido biasa hidup." (Kode Etik Samurai)
Keutuhan yang dimaksud adalah keutuhan dari seluruh aspek kehidupan, terutama antara pikiran, perkataan, dan perbuatan. Nilai ini sangat dijunjung tinggi dalam falsafah bushido, dan merupakan dasar bagi insan manusia untuk lebih mengerti tentang moral dan etika.
2. Yū (勇 – Keberanian)
Berani dalam menghadapi kesulitan.

"Pastikan kau menempa diri dengan latihan seribu hari, dan mengasah diri dengan latihan selama ribuan hari". (Miyamoto Musashi)
Keberanian merupakan sebuah karakter dan sikap untuk bertahan demi prinsip kebenaran yang dipercayai meski mendapat berbagai tekanan dan kesulitan. Keberanian juga merupakan ciri para samurai, mereka siap dengan risiko apapun termasuk mempertaruhkan nyawa demi memperjuangkan keyakinan.
Keberanian mereka tercermin dalam prinsipnya yang menganggap hidupnya tidak lebih berharga dari sebuah bulu. Namun demikian, keberanian samurai tidak membabibuta, melainkan dilandasi latihan yang keras dan penuh disiplin.
3. Jin (仁 – Kemurahan hati)
Memiliki sifat kasih sayang.

"Jadilah yang pertama dalam memaafkan."(Toyotomi Hideyoshi)
Bushido memiliki aspek keseimbangan antara maskulin (yin) dan feminin (yang) . Jin mewakili sifat feminin yaitu mencintai. Meski berlatih ilmu pedang dan strategi berperang, para samurai harus memiliki sifat mencintai sesama, kasih sayang, dan peduli.
Kasih sayang dan kepedulian tidak hanya ditujukan pada atasan dan pimpinan namun pada kemanusiaan. Sikap ini harus tetap ditunjukan baik di siang hari yang terang benderang, maupun di kegelapan malam. Kemurahan hati juga ditunjukkan dalam hal memaafkan.
4. Rei (礼 – Menghormati)
Hormat kepada orang lain.

"Apakah kau sedang berjalan, berdiri diam, sedang duduk, atau sedang bersandar, di dalam perilaku dan sikapmu lah kau membawa diri dengan cara yang benar-benar mencerminkan prajurit sejati. (Kode Etik Samurai)
Seorang Samurai tidak pernah bersikap kasar dan ceroboh, namun senantiasa menggunakan kode etiknya secara sempurna sepanjang waktu.Sikap santun dan hormat tidak saja ditujukan pada pimpinan dan orang tua, namun kepada tamu atau siap pun yang ditemui. Sikap santun meliputi cara duduk, berbicara, bahkan dalam memperlakukan benda ataupun senjata.
5. Makoto atau (信 – Shin Kejujuran) dan tulus-iklas.
Bersikap Tulus dan Ikhlas.

"Samurai mengatakan apa yang mereka maksudkan, dan melakukan apa yang mereka katakan. Mereka membuat janji dan berani menepatinya." (Toyotomi Hideyoshi)
"Perkataan seorang samurai lebih kuat daripada besi." (Kode Etik Samurai)
Seorang Samurai senantiasa bersikap Jujur dan Tulus mengakui, berkata atau memberikan suatu informasi yang sesuai kenyataan dan kebenaran.Para ksatria harus menjaga ucapannya dan selalu waspada tidak menggunjing, bahkan saat melihat atau mendengar hal-hal buruk tentang kolega.
6. Meiyo (名誉 – Kehormatan)
Menjaga kehormatan diri.

"Jika kau di depan publik, meski tidak bertugas, kalau tidak boleh sembarangan bersantai. Lebih baik kau membaca, berlatih kaligrafi, mengkaji sejarah, atau tatakrama keprajuritan." (Kode Etik Samurai)
Bagi samurai cara menjaga kehormatan adalah dengan menjalankan kode bushido secara konsisten sepanjang waktu dan tidak menggunakan jalan pintas yang melanggar moralitas.Seorang samurai memiliki harga diri yang tinggi, yang mereka jaga dengan cara prilaku terhormat. Salah satu cara mereka menjaga kehormatan adalah tidak menyia-nyiakan waktu dan menghindari prilaku yang tidak berguna.
7. Chūgo (忠義 – Loyal)
Menjaga Kesetiaan kepada satu pimpinan dan guru.
Menjaga Kesetiaan kepada satu pimpinan dan guru.

"Seorang ksatria mempersembahkan seluruh hidupnya untuk melakukan pelayanan tugas." (Kode Etik Samurai)
Kesetiaan ditunjukkan dengan dedikasi yang tinggi dalam melaksanakan tugas. Kesetiaan seorang ksatria tidak saja saat pimpinannya dalam keadaan sukses dan berkembang.Bahkan dalam keadaaan sesuatu yang tidak diharapkan terjadi, pimpinan mengalami banyak beban permasalahan, seorang ksatria tetap setia pada pimpinannya dan tidak meninggalkannya.Puncak kehormatan seorang samurai adalah mati dalam menjalankan tugas dan perjuangan.
8. Tei (悌 – Menghormati Orang Tua)
Menghormati orang tua dan rendah hati.

"Tak peduli seberapa banyak kau menanamkan loyalitas dan kewajiban keluarga di dalam hati, tanpa prilaku baik untuk mengekspresikan rasa hormat dan peduli pada pimpinan dan orang tua, maka kau tak bisa dikatakan sudah menghargai cara hidup samurai. (Kode Samurai)."
Samurai sangat menghormati dan peduli pada orang yang lebih tua baik orang tua sendiri, pimpinan, maupun para leluhurnya.Mereka harus memahami silsilah keluarga juga asal-usulnya.Mereka fokus melayani dan tidak memikirkan jiwa dan raganya pribadi.
Sumber : Google.co.id
Langganan:
Komentar (Atom)
